Anak
yang berbakti terhadap orangtua merupakan dambaan setiap orangtua. Anak yang
shaleh serta shalehah yang mendo’akan orangtuanya merupakan amalan dan tabung
pahala yang tidak akan henti-hentinya mengalir kekubur orangtua. Hal inilah
yang disabdakan oleh rasulallah dalam sabdanya yang berarti;
” 3 perkara yang amalnya tidak akan terputus yakni ilmu yang bermanfaat, amal jariyah serta anak yang shaleh yang mendo’akan kepada orangtuanya”
3 hal inilah yang merupakan penghubung amal yang terus menerus mengalir kepada orang yang telah meninggal dunia.
” 3 perkara yang amalnya tidak akan terputus yakni ilmu yang bermanfaat, amal jariyah serta anak yang shaleh yang mendo’akan kepada orangtuanya”
3 hal inilah yang merupakan penghubung amal yang terus menerus mengalir kepada orang yang telah meninggal dunia.
Banyak sekali hal atau kjeewajiban anak
terhadap orang tua mereka yang memang seharusnya dilakukan anak terhadap
orangtua. Hal inilah yang menjadi acuan kita sebgai seorang anak yang terlahir
dari seorang ibu yanag memang sudah seharusnya ta’at serta patuh akan apa yang
diperintahkan oleh orangtua.
KEWAJIBAN ANAK TERHADAP ORANGTUA
Islam mengatur semua sendi-sendi
kehidupan di dunia ini, agar manusia selamat di dunia dan di akherat. Suatu
karunia yang tak terhingga bahwa Allah berkenan menurunkan pedoman hidup bagi
manusia, agar mereka mendapatkan kebahagiaan sejati. Alangkah ruginya jika kita
tidak mentaatinya. Berikut ini adalah uraian tentang bagaimana seorang anak
seharusnya bersikap kepada kedua orangtuanya.
A. KETIKA ORANG TUA MASIH HIDUP
1. Menaati
mereka selama tidak mendurhakai Allah Ta’ala.
Menaati
kedua orangtua hukumnya wajib atas setiap muslim, sedang mendurhakai keduanya
merupakan perbuatan yang diharamkan, kecuali jika mereka menyuruh untuk
menyekutukan Allah Ta’ala (berbuat syirik) atau bermaksiat kepadaNya. Allah
Ta’ala berfirman, artinya, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah
kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, ….”
(QS.Luqman: 15).
Ta’at
kepada orang tua : Qs 17 (Al Israa’) : 23.
*
4Ó|Ós%ur y7/u wr& (#ÿrßç7÷ès? HwÎ) çn$Î) Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $·Z»|¡ômÎ) 4 $¨BÎ) £`tóè=ö7t x8yYÏã uy9Å6ø9$# !$yJèdßtnr& ÷rr& $yJèdxÏ. xsù @à)s? !$yJçl°; 7e$é& wur $yJèdöpk÷]s? @è%ur $yJßg©9 Zwöqs% $VJÌ2 ÇËÌÈ
Artinya
:
“Dan
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di
antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
Perkataan yang mulia”[850].
[850] Mengucapkan kata Ah kepada orang tua
tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan
mereka dengan lebih kasar daripada itu.
Qs
17 (Al Israa’) : 24.
ôÙÏÿ÷z$#ur $yJßgs9 yy$uZy_ ÉeA%!$# z`ÏB ÏpyJôm§9$# @è%ur Éb>§ $yJßg÷Hxqö$# $yJx. ÎT$u/u #ZÉó|¹ ÇËÍÈ
Artinya
:
“Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil".
Qs
31 (Luqman) :15.
bÎ)ur #yyg»y_ #n?tã br& Íô±è@ Î1 $tB }§øs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ ÖNù=Ïæ xsù $yJßg÷èÏÜè? ( $yJßgö6Ïm$|¹ur Îû $u÷R9$# $]ùrã÷ètB ( ôìÎ7¨?$#ur @Î6y ô`tB z>$tRr& ¥n<Î) 4 ¢OèO ¥n<Î) öNä3ãèÅ_ötB Nà6ã¥Îm;tRé'sù $yJÎ/ óOçFZä. tbqè=yJ÷ès? ÇÊÎÈ
Artinya
:
“Dan
jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.
Qs
37 (Ash Shaaffat) :102.
$¬Hs>sù
x÷n=t/
çmyètB
zÓ÷ë¡¡9$#
tA$s%
¢Óo_ç6»t
þÎoTÎ)
3ur&
Îû
ÏQ$uZyJø9$#
þÎoTr&
y7çtr2ør&
öÝàR$$sù
#s$tB
2ts?
4
tA$s%
ÏMt/r'¯»t
ö@yèøù$#
$tB
ãtB÷sè?
(
þÎTßÉftFy
bÎ)
uä!$x©
ª!$#
z`ÏB
tûïÎÉ9»¢Á9$#
ÇÊÉËÈ
Artinya
:
“Maka tatkala anak itu
sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata:
"Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.
Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
Termasuk orang-orang yang sabar".
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada ketaatan untuk mendurhakai
Allah. Sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam melakukan kebaikan”. (HR.
Al-Bukhari)
Adapun contoh ketaatan anak kepada orangtuanya dapat diwujudkan dalam bentuk:
Ø Apabila
orang tua meminta makan maka anak wajib memberikan makan.
Ø Apabila
orang tua butuh dilayani maka anak waji melayani.
Ø Apabila
orang tua membutuhkan pakaian maka anak wajib membelikannya.
Ø Jika
anak dipanggil maka wajib segera datang.
Ø Perintah
apapun asal bukan maksiat maka wajib dilaksanakan.
2. Berbakti
dan merendahkan diri di hadapan kedua orangtua.
Allah Ta’ala berfirman, artinya, “…dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia.
Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah, ‘Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku waktu kecil’.” (QS. Al-Israa’: 23-24)
Anda akan mendapati ayat serupa dalam Al
Baqarah ayat 83, An Nisaa’ ayat 36, Al An’aam ayat 151, Al ‘Ankabuut ayat 8,
Lukman ayat 14, Al Ahqaaf ayat 15.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Sungguh merugi, sungguh merugi, dan sungguh merugi orang yang
mendapatkan kedua orangtuanya yang sudah renta atau salah seorang dari mereka
kemudian hal itu tidak dapat memasukkannya ke dalam surga.” (HR. Muslim)
Qs
2 (Al Baqarah) : 83.
øÎ)ur
$tRõs{r&
t,»sVÏB
ûÓÍ_t/
@ÏäÂuó Î)
w
tbrßç7÷ès?
wÎ)
©!$#
Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur
$ZR$|¡ômÎ)
Ïur
4n1öà)ø9$#
4yJ»tGuø9$#ur
ÈûüÅ6»|¡uKø9$#ur
(#qä9qè%ur
Ĩ$¨Y=Ï9
$YZó¡ãm
(#qßJÏ%r&ur
no4qn=¢Á9$#
(#qè?#uäur
no4q2¨9$#
§NèO
óOçFø©9uqs?
wÎ)
WxÎ=s%
öNà6ZÏiB
OçFRr&ur
cqàÊÌ÷èB
ÇÑÌÈ
Artinya
:
“Dan (ingatlah), ketika Kami
mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain
Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim,
dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu,
kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling”.
Qs
4 (An Nisaa’) :36.
* (#rßç6ôã$#ur
©!$#
wur
(#qä.Îô³è@
¾ÏmÎ/
$\«øx©
(
Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur
$YZ»|¡ômÎ)
ÉÎ/ur
4n1öà)ø9$#
4yJ»tGuø9$#ur
ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur
Í$pgø:$#ur
Ï
4n1öà)ø9$#
Í$pgø:$#ur
É=ãYàfø9$#
É=Ïm$¢Á9$#ur
É=/Zyfø9$$Î/
Èûøó$#ur
È@Î6¡¡9$#
$tBur
ôMs3n=tB
öNä3ãZ»yJ÷r&
3
¨bÎ)
©!$#
w
=Ïtä
`tB
tb%2
Zw$tFøèC
#·qãsù
ÇÌÏÈ
Artinya
:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang
ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan
diri”.
[294]
Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan
kekeluargaan, dan ada pula antara yang Muslim dan yang bukan Muslim.
[295]
Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang
kehabisan bekal. Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.
Qs
6 (Al An’aam) :151.
*
ö@è% (#öqs9$yès? ã@ø?r& $tB tP§ym öNà6/u öNà6øn=tæ ( wr& (#qä.Îô³è@ ¾ÏmÎ/ $\«øx© ( Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»|¡ômÎ) ( wur (#þqè=çFø)s? Nà2y»s9÷rr& ïÆÏiB 9,»n=øBÎ) ( ß`ós¯R öNà6è%ãötR öNèd$Î)ur ( wur (#qç/tø)s? |·Ïmºuqxÿø9$# $tB tygsß $yg÷YÏB $tBur ÆsÜt/ ( wur (#qè=çGø)s? [øÿ¨Z9$# ÓÉL©9$# tP§ym ª!$# wÎ) Èd,ysø9$$Î/ 4 ö/ä3Ï9ºs Nä38¢¹ur ¾ÏmÎ/ ÷/ä3ª=yès9 tbqè=É)÷ès? ÇÊÎÊÈ
Artinya
:
“Katakanlah:
"Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap
kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut
kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah
kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya
maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar[518]". demikian
itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya)”.
[518] Maksudnya yang dibenarkan oleh syara'
seperti qishash membunuh orang murtad, rajam dan sebagainya.
Qs
29 (Al ‘Ankabuut) : 8.
$uZø¢¹urur
z`»|¡SM}$#
Ïm÷yÏ9ºuqÎ/
$YZó¡ãm
(
bÎ)ur
#yyg»y_
x8Îô³çFÏ9
Î1
$tB
}§øs9
y7s9
¾ÏmÎ/
ÖNù=Ïã
xsù
!$yJßg÷èÏÜè?
4
¥n<Î)
öNä3ãèÅ_ötB
/ä3ã¤Îm;tRé'sù
$yJÎ/
óOçFZä.
tbqè=yJ÷ès?
ÇÑÈ
Artinya
:
“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat)
kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu aku
kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.
Qs
31 (Lukman) :14.
$uZø¢¹urur
z`»|¡SM}$#
Ïm÷yÏ9ºuqÎ/
çm÷Fn=uHxq
¼çmBé&
$·Z÷dur
4n?tã
9`÷dur
¼çmè=»|ÁÏùur
Îû
Èû÷ütB%tæ
Èbr&
öà6ô©$#
Í<
y7÷yÏ9ºuqÎ9ur
¥n<Î)
çÅÁyJø9$#
ÇÊÍÈ
Artinya
:
“Dan Kami perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya
dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu”.
[1180] Maksudnya: Selambat-lambat waktu
menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun.
Qs
46 (Al Ahqaaf) :15.
$uZø¢¹urur
z`»|¡SM}$#
Ïm÷yÏ9ºuqÎ/
$·Z»|¡ômÎ)
(
çm÷Fn=uHxq
¼çmBé&
$\döä.
çm÷Gyè|Êurur
$\döä.
(
¼çmè=÷Hxqur
¼çmè=»|ÁÏùur
tbqèW»n=rO
#·öky
4
#Ó¨Lym
#sÎ)
x÷n=t/
¼çn£ä©r&
x÷n=t/ur
z`Ïèt/ör&
ZpuZy
tA$s%
Éb>u
ûÓÍ_ôãÎ÷rr&
÷br&
tä3ô©r&
y7tFyJ÷èÏR
ûÓÉL©9$#
|MôJyè÷Rr&
¥n?tã
4n?tãur
£t$Î!ºur
÷br&ur
@uHùår&
$[sÎ=»|¹
çm9|Êös?
ôxÎ=ô¹r&ur
Í<
Îû
ûÓÉLÍhè
(
ÎoTÎ)
àMö6è?
y7øs9Î)
ÎoTÎ)ur
z`ÏB
tûüÏHÍ>ó¡ßJø9$#
ÇÊÎÈ
Artinya
:
“Kami perintahkan kepada manusia supaya
berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah
payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan
umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku
untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada
ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai;
berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk
orang-orang yang berserah diri".
Di
antara bakti terhadap kedua orangtua adalah menjauhkan ucapan dan perbuatan
yang dapat menyakiti mereka, walaupun berupa isyarat atau dengan ucapan ‘ah’,
tidak mengeraskan suara melebihi suara mereka. Rendahkanlah diri di hadapan
keduanya dengan cara mendahulukan segala urusan mereka.
Wujud
lain sebagai pernyataan anak berbakti dan merendahkan diri kepada orangtuanya
adalah:
ü Jangan
memanggil orang tua dengan namanya.
ü Apabila
berjalan tidak boleh mendahului orang tua (jika berjalan bersama).\
ü Anak
wajib ridho terhadap sesuatu yang terjadi / yang ada pada dirinya .
*
Sesuatu yang membuat kita senang beritahukan kepada orang tua agar senang,
tetapi
jika sesuatu membuat kita sedih jangan diberitahukan pada orang tua.
3. Berbicara
lemah lembut di hadapan mereka.
Bergaul
dengan orangtua dengan cara yang baik, antara lain adalah dengan berbicara yang
lemah lembut kepada keduanya. Tawadlu (rendah hati) kepada keduanya merupakan
suatu hal yang wajib bagi anak.
4. Menyediakan
makanan untuk mereka.
Hal
ini juga termasuk bentuk bakti kepada kedua orang tua, terutama jika hal
tersebut merupakan hasil jerih payah sendiri. Lebih-lebih jika kondisi keduanya
sudah renta. sudah seyogyanya, mereka disediakan makanan dan minuman yang
terbaik dan lebih mendahulukan mereka berdua dari pada dirinya, anaknya dan
istrinya.
Qs
(Ar Ruum) : 38.
ÏN$t«sù
#s
4n1öà)ø9$#
¼çm¤)ym
tûüÅ3ó¡ÏJø9$#ur
tûøó$#ur
È@Î6¡¡9$#
4
y7Ï9ºs
×öyz
úïÏ%©#Ïj9
tbrßÌã
tmô_ur
«!$#
(
y7Í´¯»s9'ré&ur
ãNèd
tbqßsÎ=øÿßJø9$#
ÇÌÑÈ
Artinya
:
“Maka
berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada
fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan[1171]. Itulah yang lebih
baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka itulah
orang-orang beruntung”.
5. Memberikan
nafkah kepada orangtua.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
pernah bersabda kepada seorang laki-laki ketika ia berkata, “Ayahku ingin
mengambil hartaku”. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kamu dan
hartamu adalah milik ayahmu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Oleh
sebab itu, hendaknya seseorang jangan bersikap bakhil (kikir) terhadap orang
yang menyebabkan keberadaan dirinya, memeliharanya ketika kecil, serta telah
berbuat baik kepadanya.
Qs
2 (Al Baqarah) :215.
tRqè=t«ó¡o
#s$tB
tbqà)ÏÿZã
(
ö@è%
!$tB
OçFø)xÿRr&
ô`ÏiB
9öyz
ÈûøïyÏ9ºuqù=Î=sù
tûüÎ/tø%F{$#ur
4yJ»tGuø9$#ur
ÈûüÅ3»|¡pRùQ$#ur
Èûøó$#ur
È@Î6¡¡9$#
3
$tBur
(#qè=yèøÿs?
ô`ÏB
9öyz
¨bÎ*sù
©!$#
¾ÏmÎ/
ÒOÎ=tæ
ÇËÊÎÈ
Artinya
:
“Mereka bertanya tentang apa yang mereka
nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah
diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin
dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebaikan yang
kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya”.
6. Membuat
keduanya ridha dengan berbuat baik kepada orang-orang yang dicintainya.
Hendaknya seseorang membuat kedua orang
tuanya ridha dengan berbuat baik kepada orang-orang yang mereka cintai. Yaitu
dengan memuliakan mereka, menyambung tali silaturrahim dengan mereka,
menunaikan janji-janji (orang tua) kepada mereka, dan lain sebagainya.
7. Tidak
Mencaci maki kedua orangtua.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Termasuk dosa besar adalah seseorang mencaci maki orangtuanya.” Para
sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, apa ada orang yang mencaci maki orangtuanya?’
Beliau menjawab, “ Ada. Dia mencaci maki ayah orang lain kemudian orang
tersebut membalas mencaci maki orangtuanya. Dia mencaci maki ibu orang lain
lalu orang itu membalas mencaci maki ibunya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Terkadang perbuatan tersebut tidak
dirasakan oleh seorang anak, dan dilakukan dengan bergurau padahal hal ini
merupakan perbuatan dosa besar.
8. Mendahulukan
berbakti kepada ibu daripada ayah.
Seorang lelaki pernah bertanya kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Siapa yang paling berhak mendapatkan
perlakuan baik dariku?” beliau menjawab, “Ibumu.” Lelaki itu bertanya lagi,
‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau kembali menjawab, “Ibumu”. Lelaki itu kembali
bertanya, “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ibumu”. Lalu siapa lagi?
Tanyanya. “Ayahmu,” jawab beliau.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Hadits di atas tidak bermakna lebih
menaati ibu daripada ayah. Sebab, menaati ayah lebih didahulukan jika keduanya
menyuruh pada waktu yang sama dan dalam hal yang dibolehkan syari’at.
Alasannya, ibu sendiri diwajibkan taat kepada suaminya.
Maksud ‘lebih mendahulukan berbuat baik
kepada ibu’ dalam hadits tersebut adalah bersikap lebih halus dan lembut kepada
ibu daripada ayah. Sebagian Ulama salaf berkata, “Hak ayah lebih besar dan hak
ibu patut untuk dipenuhi.”
9. Mendahulukan
berbakti kepada kedua orang tua daripada berbuat baik kepada istri.
Di antara hadits yang menunjukkan hal tersebut adalah kisah tiga orang yang terjebak di dalam gua lalu mereka tidak bisa keluar kemudian mereka bertawasul dengan amal baik mereka, di antara amal mereka, ‘ada yang mendahulukan memberi susu untuk kedua orang tuanya, walaupun anak dan istrinya membutuhkan’.
Di antara hadits yang menunjukkan hal tersebut adalah kisah tiga orang yang terjebak di dalam gua lalu mereka tidak bisa keluar kemudian mereka bertawasul dengan amal baik mereka, di antara amal mereka, ‘ada yang mendahulukan memberi susu untuk kedua orang tuanya, walaupun anak dan istrinya membutuhkan’.
10. Mendoakan
kedua orang tua.
Ayat Al Qur’an yang membahas tentang
kewajiban anak mendoakan keduanya adalah Ibrahim ayat 41, Al Israa’ ayat 24 dan
Nuh ayat 28.
Qs 14 (Ibrahim) : 41.
Qs 14 (Ibrahim) : 41.
$oY/u
öÏÿøî$#
Í<
£t$Î!ºuqÏ9ur
tûüÏZÏB÷sßJù=Ï9ur
tPöqt
ãPqà)t
Ü>$|¡Åsø9$#
ÇÍÊÈ
Artinya
:
“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan
kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab
(hari kiamat)."
Qs
17 (Al Israa’) : 24.
ôÙÏÿ÷z$#ur
$yJßgs9
yy$uZy_
ÉeA%!$#
z`ÏB
ÏpyJôm§9$#
@è%ur
Éb>§
$yJßg÷Hxqö$#
$yJx.
ÎT$u/u
#ZÉó|¹
ÇËÍÈ
Artinya
:
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil."
Qs
71 (Nuh) : 28.
Éb>§
öÏÿøî$#
Í<
£t$Î!ºuqÏ9ur
`yJÏ9ur
@yzy
_ÉLøt/
$YZÏB÷sãB
tûüÏZÏB÷sßJù=Ï9ur
ÏM»oYÏB÷sßJø9$#ur
wur
ÏÌs?
tûüÏHÍ>»©à9$#
wÎ)
#I$t7s?
ÇËÑÈ
Artinya
:
“Ya
Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman
dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau
tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan."
10.
Memelihara Orang
tua.
Ayat Al Qur’an yang membahas tentang hal ini dapat anda jumpai dalam Al Israa’
ayat 23 dan Al Ahqaaf ayat 15.Qs 17 (Al Israa’) : 23. Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia[850].
Qs 46 (Al Ahqaaf) :15. Kami perintahkan
kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya
mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).
Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia
telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku,
tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan
kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh
yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada
anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang berserah diri."
B. KETIKA ORANGTUA TELAH MENINGGAL
Ada suatu dialog di zaman Rasulullah. Seorang sahabat menemui Rasulullah dan
menyatakan penyesalannya bahwa selama orangtuanya masih hidup ia tidak sempat
berbuat baik kepada bapak-ibunya. Ia sekarang menyesal karena merasa sudah
tertutup baginya untuk berbuat baik kepada bapak-ibunya. Mendengar keluhan itu
Rasulullah menyatakan bahwa berbuat baik kepada kedua orangtua ada dua macam,
yaitu ketika mereka masih hidup dan ketika mereka sudah meninggal dunia.
Ada empat perkara yang dapat dilakukan oleh seorang anak untuk berbuat baik
atau berbakti kepada orang tuanya, yaitu:
1)
mendoakan keduanya,
2)
menjaga tali silaturahmi yang telah dijaga dan dirintis oleh kedua orang tua,
3)
melanjutkan kebaikkan yang selama ini dilakukan oleh keduanya, dan
4)
jika memungkinkan menziarahi makam keduanya.
Uraian
lebih rinci adalah seperti uraian di bawah ini:
1. Mengurus
jenazahnya dan banyak mendoakan keduanya
Karena hal ini merupakan bakti seorang
anak kepada kedua orang tuanya. Menguburkan jenazah orang muslim harus
disegerakan, tidak boleh ditunda-tunda. Mungkin kita dapat menundanya untuk waktu
yang tidak terlalu lama.
2. Beristighfar
(memohonkan ampun kepada Allah Ta’ala) untuk mereka berdua.
Karena merekalah orang yang paling utama
untuk didoakan agar Allah Ta’ala mengampuni dosa-dosa mereka dan menerima amal
baik mereka.
3. Menunaikan
janji dan wasiat kedua orang tua yang belum terpenuhi semasa hidup mereka yang
sesuai dengan syariat, dan melanjutkan amal-amal baik yang pernah mereka
kerjakan selama hidup mereka. Sebab, pahala akan terus mengalir kepada mereka
berdua apabila amal baik tersebut dilanjutkan.
4. Memuliakan
teman atau sahabat dekat kedua orang tua.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Sesungguhnya bakti anak yang
terbaik adalah seorang anak yang menyambung tali persahabatan dengan keluarga
teman ayahnya setelah ayahnya meninggal”. (HR. Muslim)
5. Menyambung
tali silaturrahim dengan kerabat Ibu dan Ayah.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang ingin menyambung
silaturrahim ayahnya yang ada dikuburannya, maka sambunglah tali silaturrahim
dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia meninggal”. (HR. Ibnu Hibban).
6. Mendoakan
kedua orangtua.
Dalam
sebuah hadist, Rasulullah bersabda bahwa sesungguhnya ketika seorang hamba
meninggal dunia maka putuslah segala amalnya kecuali: ilmu yang bermanfaat, amal
jariyah, anak sholeh yang mendoakan keduanya.
Pengertian anak dalam hadist ini bukan
sekadar anak kandung, tetapi juga anak tiri, anak angkat, atau anak muslim.
Jadi bagi mereka yang tidak ada mempunyai anak kandung tidak usah khawatir.
Agar anak itu mendoakan orangtua baik ketika hidup maupun sudah
meninggal, maka tentu saja orangtua harus menunaikan kewajibannya sebagai orangtua.
Bukankah ketika kita berdoa, kita diajarkan untuk mendoakan diri sendiri,
orangtua dan kaum muslimin.
7. Membayarkan
hutang-hutang keduanya.
Hutang adalah salah satu hal yang harus
segera ditunaikan ketika kita mampu membayarkan. Tidak boleh ditunda-tunda.
Oleh sebab itu, jika kita mengetahui orangtua kita meninggalkan hutang segera
kita melunasinya jika kita
mampu.
Ada dua perbuatan yang negatif yang akan
segera dibalas oleh Allah di dunia. Salah satu diantaranya adalah durhaka
kepada kedua orangtua. Agar kita terhindar dari perbuatan itu maka ada baiknya
kita memahami bentuk-bentuk durhaka kepada orangtua.
Diantara bentuk bentuk durhaka (uquq)
adalah:
1) Menimbulkan
gangguan terhadap orang tua baik berupa perkataan (ucapan) ataupun perbuatan yang
membuat orang tua sedih atau sakit hati.
2) Berkata
‘ah’ dan tidak memenuhi panggilan orang tua
3) Membentak
atau menghardik orang tua
4) Melaknak
dan mencaci kedua orang tua
5) Bakhil
(pelit) tidak mengurusi orang tuanya bahkan lebih mementingkan yang lain dari pada
mengurusi orang tuanya padahal orang tuanya sangat membutuhkan. Seandainya
memberi nafkah pun, dilakukan dengan penuh perhitungan.
6) Bermuka
masam dan cemberut dihadapan orang tua, merendahkan orang tua, mengatakan
bodoh, kolot, dll
7) Menyuruh
orang tuah
8) Menyebutkan
kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik orang
tua
9) Memasukkan
kemungkaran ke dalam rumah.
10) Mendahulukan
taat kepada istri daripada orang tua. Bahkan ada sebagian orang dengan teganya
mengusir ibunya demi menuruti kemauan istrinya na’udzubillah.
11)
Malu mengakui
orang tuanya. Sebagian orang merasa malu dengan
keberadaan orang tua dan tempat tinggalnya ketika status sosialnya meningkat. Tidak diragukan lagi, sikap semacam ini adalah sikap yang amatt ercela, bahkan termasuk kedurhakaan yang keji dan nista.
keberadaan orang tua dan tempat tinggalnya ketika status sosialnya meningkat. Tidak diragukan lagi, sikap semacam ini adalah sikap yang amatt ercela, bahkan termasuk kedurhakaan yang keji dan nista.
Sebab
sebab anak durhaka kepada orang tua adalah:
1. Karena
kebodohan
2. Jeleknya
pendidikan orang tua dalam mendidik anak
3. Paradok,
orang tua menyuruh anak berbuat baik tapi orang tua tidak berbuat
4. Bapak
dan ibunya dahulu pernah durhaka kepada orang tua sehingga dibalas oleh anaknya
5. Orang
tua tidak membantu anak dalam berbuat kebajikan
6. Jeleknya
akhlak istri
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kewajiban anak terhadap orangtuanya antaralain mencakup 2 aspek ketika orang tua masih hidup ketika orang tua telah meninggal dunia adapun kewajiban anak terhadap orangtua ketika orangtuanya masih hidup antara lain adalah :
Kewajiban anak terhadap orangtuanya antaralain mencakup 2 aspek ketika orang tua masih hidup ketika orang tua telah meninggal dunia adapun kewajiban anak terhadap orangtua ketika orangtuanya masih hidup antara lain adalah :
- Menaati mereka selama tidak mendurhakai Allah Ta’ala.
- Berbakti dan merendahkan diri di hadapan kedua orangtua.
- Berbicara lemah lembut di hadapan mereka.
- Menyediakan makanan untuk mereka.
- Memberikan nafkah kepada orangtua.
- Membuat keduanya ridha dengan berbuat baik kepada orang-orang yang dicintainya.
- Tidak Mencaci maki kedua orangtua.
- Mendahulukan berbakti kepada ibu daripada ayah.
- Mendahulukan berbakti kepada kedua orang tua daripada berbuat baik kepada istri.
- Mendoakan kedua orang tua.
- Memelihara Orang tua.
Adapun
kewajiban anak terhadap orang tua mereka ketika orang tuanya telah meninggal
dunia adalah sebagai berikut; Ada empat perkara yang dapat dilakukan oleh
seorang anak untuk berbuat baik atau berbakti kepada orang tuanya, yaitu:
1)
mendoakan keduanya,
2)
menjaga tali silaturahmi yang telah dijaga dan dirintis oleh kedua orang tua,
3)
melanjutkan kebaikkan yang selama ini dilakukan oleh keduanya, dan
4)
jika memungkinkan menziarahi makam keduanya.
Uraian
lebih rinci adalah seperti uraian di bawah ini:
1. Mengurus
jenazahnya dan banyak mendoakan keduanya
2. Beristighfar
(memohonkan ampun kepada Allah Ta’ala) untuk mereka berdua.
3. Menunaikan
janji dan wasiat keduanya.
4. Memuliakan
teman atau sahabat dekat kedua orang tua.
5. Menyambung
tali silaturrahim dengan kerabat Ibu dan Ayah
6. Mendoakan
kedua orangtua.
7. Membayarkan
hutang-hutang keduanya.